Mengikuti jejak pencarian_

Mengikuti jejak pencarian_
Mesjid raya banda aceh_

7 tahun tsunami

Jumat, 08 Juli 2011

MENGAPA MENDAKI GUNUNG




Jadilah pecinta alam sejati, selama ini sering kita dengar semboyan-semboyan dan seru-seruan, agar kita menjadi pecinta alam yang tidak hanya lambang. Tetapi pada masa ini sulit menemukan sosok yang tak hanya menjadi lambang pameo pecinta alamnya. Cobalah suatu saat, dengarkan sebuah lagu dari Rita Ruby Hartland, yang di tulis oleh Yan Hartland, kakaknya, yang berisikan kritikan bagi orang - orang yang mengaku pecinta alam, namun tidak mengerti maknanya. Selayaknya vandalisme yang sedang berwisata di alam ..



KEPADA ALAM DAN PENCINTANYA

Pendaki gunung sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang
Lambang kegagahan
Memproklamirkan dirimu pencinta alam ..

Sementara maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Di sana kutemui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih keperihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam ..

Batu-batu cadas merintih kesakitan
Ditikam belatimu yang tak pernah ayal
Hanya untuk mengumumkan pada khalayak
Bahwa disana ada kibar benderamu ..

Oh alam .. korban keakuan
Oh alam .. korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mau mengerti
Arti kehidupan ..

Coba renungkan, berapa ratus kilometer perjalanan kita, dan berapa ton sampah yang kita tinggalkan di alam sana dan tercecer di gunung - gunung nan megah di Indonesia? Entah berapa ribu pohon dan batu yang menangis tersayat tulisan - tulisan vandalisme. Bahkan di kedalaman gua pun tangisan mereka terdengar keras. Laut - laut yang biru, sungai - sungai yang jernih. Kini keruh dan kotor ..

Wahai sahabat alam, marilah renungkan perjalanan kita. Sudahkah kita membuat alam tersenyum karena cinta kita? ..


MENGAPA MENDAKI GUNUNG
Mengapa mendaki gunung? Itu salah satu pertanyaan yang di keluarkan oleh orang yang jauh dari hobby petualangan pendakian gunung. Apa alasannya dan apa untungnya selalu dikemukakan. Banyak pandangan negatif tentang pendakian gunung, yang intinya, hanya mencari mati dan minimal mencari lelah. Kemudian, merugikan, karena otomatis, harga perlengkapan pendakian sesederhana apapun pasti bukan hal murah dari segi keuangan ..


Benarkah tidak menguntungkan? Tentu bagi para pendaki sejati akan menjawab: Menguntungkan, dan hampir tak ada ruginya. Apa untungnya? ..

Cobalah daki tingginya gunung dan buang pandangan anda ke seantero alam terbuka di sisi gunung dan di bawah gunung, sejauh mata bisa memandang. Keindahan yang tak akan bisa ditemui selain di puncak bumi, gunung! Itulah mengapa pendaki sejati tidak akan merasa rugi.


Cobalah bagi yang tidak atau belum menyukai dunia pendakian gunung, raihlah puncak tinggi, niscaya kita akan kembali membumi. Jangan dipaksakan, nanti rasa itu akan tumbuh bila telah mulai mencintai alam ini, minimal, alam megah Indonesia! Kemudian akan tercetus kata gugatan. "Ah hanya melihat itu kan bisa menggunakan Helikopter atau dari pesawat terbang.." Pasti lain rasanya bila kita mendaki gunung, menyiapkan peralatan, menyisihkan waktu, menyusun tenaga, menyusuri lereng gunung, menempuh hutan rimba, memasuki wilayah yang belum kita kenal, yakni alam gunung. Setelah lelah berpacu didalam raga, puncak tergapai dan keindahan terhampar. Puas. Itulah satu kata: puas! Kesuksesan bukankah akan terasa menjadi saat menggapainya bersama lelah? ..


Jadi, intinya, jangan remehkan pendaki gunung sejati yang dengan sepenuh hasrat melawan hawa dingin, menepis hujan, mengayuh kabut dan menepis badai gunung. Semua ada gunanya. Yakni menikmati kemegahan karya Sang Pencipta alamTuhan Yang Maha Esa. Kemudian kita akan lebih membumi. Membuang rasa sombong dan merasa paling hebat di bumi milik Tuhan ..

Bila tidak mampu mendaki menuju puncak Gunung, cobalah kunjungi Ranu Kumbolo Semeru. Keindahan alam yang tiada bandingnya. Keindahan dan kesejukan alam sangat terasa ..


Hamparan danau dan keindahan sunrise terlihat bagai lukisan. Setelah itu, coba daki tingginya Semeru, dan raih Jonggring Saloka. Kemegahan gunung didepan mata. Setelah itu, buang pikiran, mendaki gunung kegiatan tidak ada gunanya ..


Menikmati dan mengagumi alam indah Indonesia dari puncak Gunung, itulah yang bisa kami dan pendaki lainnya lakukan. Tanpa merusaknya, tanpa mencelanya. Salam lestari se indonesia ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar